Teriakan Malam





Di bawah malam yang tak berujung, terdengar
Teriakan dan makian seperti badai mengamuk,
Seorang anak bersembunyi di sudut kamarnya,
Hatinya hancur, jiwa yang terluka.

Kedua orang tuanya, selalu bertengkar,
Namun tak pernah memutuskan untuk berpisah,
Mereka terikat oleh ikatan yang rapuh,
Dan sang anak menjadi saksi bisu pada derita mereka.

Setiap malam, sang anak merasakan ketakutan,
Ketika ruang mereka penuh dengan amarah dan kebencian,
Dia belajar untuk bertahan dari gelombang amukan,
Dan menyaksikan cinta yang kacau menjadi reruntuhan.

Teriakan itu menjadi lullaby pahit di telinganya,
Makian-makian itu menjadi kata pertama yang dia kenal,
Dia tumbuh dengan perasaan kesepian yang dalam,
Terperangkap dalam kekacauan rumah tangganya.

Pada siang hari, dia berusaha tersenyum,
Menyembunyikan luka dan kebingungannya,
Tapi malam datang, dia kembali ke kamarnya,
Menangis dalam ketidakpastian yang tak berujung.

Saat teman-teman bermain dengan tawa dan canda,
Dia merasa terasing, tak dapat bersenang-senang,
Dia adalah anak yang tumbuh dengan kehancuran,
Dalam rumah yang penuh dengan pertarungan.

Dan ketika dia tumbuh menjadi dewasa,
Bayangan masa kecilnya masih menghantuinya,
Dia membawa beban luka dan penderitaan,
Dari keluarga yang tak pernah bisa utuh.

Tapi dalam dirinya, ada keteguhan yang kuat,
Sebuah tekad untuk memecah siklus yang terkait,
Dia ingin menciptakan rumah yang penuh cinta,
Dan menghapus bayangan masa kecil yang gelap.

Meskipun luka itu dalam dirinya terus berkecamuk,
Dia akan berjuang untuk menemukan jalan menuju cahaya,
Dan mungkin, suatu hari nanti, dia akan tahu,
Bahwa cinta sejati tak harus didasarkan pada pertengkaran yang berlarut-larut.

Komentar

Postingan Populer