23 Tahun






 23 tahun,
Bukan perihal angka 2 dan angka 3 yang disatukan tanpa dipisah spasi.
Sebuah memory yang tercipta dari rasa sakit, harapan dan kecewa.
Sebuah momen untuk merenungi kembali arti ‘ikhlas’ dan menjalankannya.
Perjalanan dalam merelakan yang paling melelahkan.

23 tahun,
Merelakan bukan lagi tentang berkata ikhlas dengan mudah.
Tapi, melepas.
Melepas sesuatu yang tanpa sadar telah digenggam.
Merelakan bahwa itu bukan milikku,meskipun sempat dan berharap memang milikku.

23 tahun,
Perjalanan yang dirasa gembira sebelumnya,
Tiba-tiba berada dijalan yang begitu berat tanpa jeda.
Awan mendung yang selalu mengikuti
Meski mentari terkadang muncul, tapi kembali tertarik pada waktu yang kelam.
Seolah berkata, bukan saatmu menikmati cahaya lalu gembira berlebih.
Lukamu ,
Rasakan lukamu, disembuhkan atau terbiarkan menganga ?

23 tahun,
Aku harus tahu kapan menyerah!
Meski menyerah adalah hal yang paling pengecut yang aku tahu,
Tapi hatiku perlu diselamatkan.
Berjuang sendirian, dengan luka yang semakin memburuk.
Aku  bisa lumpuh, aku bisa mati!
Tanpa menikmati apapun.

23 tahun,
Puisi bukan lagi tentang pujangga yang dipuja.
Bukan tentang bunga yang dicintai kumbang.
Tapi perihal ,kecewa adalah putih
Atau harapan adalah abu.
Semua tampak tabu

23 tahun,
Cita-cita bukan lagi bahasanmu.
Impian bukan lagi yang kau bayangkan.
Bangun dari mimpi itu!
Cita-cita akan dihajar realita.
Impian akan terkoyak ragu.
Bersiaplah babak belur dalam tragedy antara pikiran dan hati yang mulai tak akur.

23 tahun,
Aku bukan lagi yang paling dicintai.
Aku mulai dipandang sebagai ‘produk’
Bagaimana kerjaan ku ? bergunakah aku ?
Jika ada ‘produk’ yang lebih baik
Sendirinya aku akan tersingkir disudut kursi ruang tamu dalam pertemuan keluarga.
Dan aku hanya harus cukup puas dengan itu.

23 tahun,
Cintaku sepihak,
Ekspektasi tak terpenuhi
Memulai menjadi sesuatu momen mahal yang tak ingin aku beli.
Kesepian menjadi momen murah yang harus kutelan.

23 tahun,
Momen terbaik untuk pulang.
Entah pulang kerumah
Atau duduk disejadah mengadu perihal hidup.
Tuhan , merindukan doaku yang panjang dan tangis dalam sujud.


Bagaimana dengan cerita 23 tahunmu ?
Semoga melewatinya dengan baik, yang belum berumur 23 tahun semoga tahunmu dilewati dengan bijak. Semua ini normal, semua sakit itu mendewasakan.

Komentar

Postingan Populer