HAI , APA KABAR ?

 

 

Rasanya cepat sekali hari kemarin sudah menjadi kenangan dihari ini. Bagaimana kabarmu ? apa kau baik-baik saja ? semoga memang baik saja. Bagaimana kegiatanmu ? apakah menyenangkan ? apa yang kau lakukan hari ini ? apa hujan tidak membuatmu repot ketika pulang ? andai saja aku bisa mengendalikan, aku tak akan biarkan hujan membasahi ujung rambutmu. Jaga kesehatan selalu , kau tak suka minum vitamin , jaga pola makanmu. Katanya kau punya sakit lambung, jangan biarkan asam lambungmu naik. Semoga kau selalu semangat bersepeda pada hari minggu untuk menjaga staminamu.

Pada hari-hari panjang yang kita lalui, kita sering memulai pesan dengan sapaan “hai” yang terkadang kami panjangkan satu atau dua huruf tanda kerinduan. Membicarakan hal-hal apa saja yang mengusik pikiran kita , dan mengukir senyum manis ketika membacanya. Hal itu terjadi kemarin , iya kemarin bukan sekarang. Aku hanya mengenang saja. Aku mungkin orang yang merepotkan dihari-harimu , pelupa untuk segala hal yang penting disetiap harinya , ceroboh tiap melangkah , dan banyak melakukan kesalahan. Pencemburu yang hebat ketika melihat kau dengan yang lain , karena begitu takut kehilanganmu. Maaf kau dicintai oleh perempuan rumit sepertiku , aku menyatakan perasaan selepas ribut panjang antara hati dan pikiran dan mengumpulkan keberanian yang besar hanya untuk mendengar “terima kasih , telah mencintaiku” lalu pamit. Mungkin itu istilah yang tepat untuk kata ‘beautiful goodbye’.

Pada doa-doa yang aku lantunkan, ketika menyebut namamu bukan lagi perihal ingin dipersatukan , bukan perihal ingin mencintai dan dicintai. Tapi tolong untuk direlakan. Jika tidak bisa hari ini semoga besok, jika perasaan ini masih tersisa tolong hapuskan diwaktu yang tepat , yang semoga cepat.

Akupun tidak ingin merasa kita tak baik saja, kamu adalah salah satu orang yang kehadirannya aku syukuri. Pendengar yang baik, pun tutur kata yang bijak dengan caramu. Tidak, aku tidak sedang memujimu berlebihan kau sama seperti lelaki lain yang punya tingkah gila ketika dengan teman-temanmu dengan bahasa dan bahasan khas lainnya. Terima kasih karena takdir telah menuntun pertemuan yang memberi banyak pelajaran. 

Komentar

Postingan Populer