RASA

Katanya obsesi dan cinta itu beda tipis ?

Jangan terburu-buru bertanya kata siapa, pokoknya aku pernah dengar disuatu tempat. Aku tidak bisa mengkategorikan perasaan ini cenderung punya senyawa yang lebih banyak ke obsesi atau cinta. Memang benar aku mencintaimu itu yang aku katakan. Tapi aku tidak mengejarmu, aku tidak mengganggu harimu dengan ratusan pesan yang memaksamu membalas. Satu pesan yang kau balas belasan jam pun aku tunggu tak kutambahkan lagi. Aku tak mengatakan pada semua orang bahwa kau adalah seseorang yang membuatku jatuh cinta. Aku tak ingin memamerkanmu pada yang lain, cukup aku sendiri yang tahu.

Memang benar aku tak ingin kehilanganmu, itu yang aku katakan padamu. Tapi aku tak bisa menggenggamu , hanya bisa berkata “akuuu cemburu”. Karena aku tahu duniamu luas , pertemananmu tak terbatas. Harus buru-buru aku pendam lagi cemburu itu, agar tak membuatmu terganggu.

Padahal yang aku ingin , jadikan aku temanmu yang selalu kau mintai bantuan. Datanglah padaku saat semua orang terasa memuakkan. Tarik tanganku saat tak ada tangan yang menolongmu. Ceritakan rencanamu , aku akan menemanimu dari titik awalmu , dari langkah pertamamu. Aku seringkali percaya diri bahwa akulah yang paling mencintaimu , aku tidak akan meninggalkanmu demi yang lain. Tak apa jika terjatuh , kita bisa bangun kembali. Tak apa jika kecewa , kita hanya harus bersama.

Jadi , dimana tepatnya perasaanku itu ?

Obsesi atau cinta ?

Jika obsesi mungkin aku akan menguatkan niat untuk selalu memaksamu berada disisiku , tapi jika cinta harusnya aku tak menunggu . harusnya aku lebih banyak berjuang bukan hanya takut pada hal-hal yang belum terjadi.

Aku kembali pada titik awal, dimana aku tidak mengerti cinta itu seperti apa dan harus bagaimana. Perasaan itu jahat , kataku. Kau bertanya “kenapa?” pada saat itu. Biarkan aku jawab sekali lagi, karena pembenaran atas dasar rasa itu samar, tapi tak bisa disalahkan jika kau memang merasakannya. Aku butuh tersangka , agar aku tak merasa bersalah mencintaimu. Yang jelas bukan kau yang jadi tersangkanya! Bukan. Bukan pula perasaan , lalu haruskah aku salahkan takdir ?


 

Komentar

Postingan Populer