NYAMAN
Kamu berdalih pada ujung pelupuk matamu kau melihat kilatan cahaya berpendar di sekeliling gugusan bintang. Kau tak yakin , maka kau diam. Secangkir teh yang mulai mendingin dan potongan kue cokelat kau abaikan di beranda rumah. Tak lama dari itu , ku dengar sehembus nafas yang kau tarik dalam-dalam.
Nyaman,
Jika senyata-nyatanya rasa dalam raga itu ada
Kata-kata dalam bahasa menyerap tak kan sirna. Lalu apa lagi ? sehembus angin pun di cumbui dengan mesra.
Jika senyata-nyatanya senja dapat merayu dengan elok , dan mendekap hangat dari sisa mentari hari ini. Bersamamu , semua terasa tenang dan menyenangkan.
Aku ingin mencintai dengan cara sederhana , dari langkah-langkah paling awal. Barangkali yang lalu banyak yang terlewat. Aku ingin mencintai dengan kehati-hatian pada rasa yang rapuh , mencintai hari demi hari. Mari tak usah terlalu pikirkan naungan seperti apa yang akan kita pilih nanti , tak perlu pikirkan apa yang sang filsof katakan tentang hidup. Aku hanya ingin menikmati waktu dengan sebaik-baiknya denganmu , mencintaimu sepenuhnya hari ini. Hari esok , tentu saja akan kita pikirkan tapi semoga tak membebani.
Pada putaran waktu , kita akan berproses menjadi apa yang seutuhnya kita harapkan, tolong untuk tidak menyerah pada hal-hal yang kulupakan nantinya , pada hal-hal yang tidak aku mengerti , ataupun pada hal-hal yang baru ku ketahui.
Aku bisa saja merengek karena cemburu , menarik tanganmu kapan saja. Memintamu untuk tetap tinggal disisiku ketika aku ingin.
Tolong pula beri tahu kala ku salah ,
Kala menjadi masalah , bagaimana dan kapan harus mengalah.
Karena diam takkan menjadi sudah.
Dekapan hangat yang kau beri , seperti sehelai sutra tipis yang lembut. Membalut raga penuh kasih.
Genggaman tanganmu kala itu , menjadi alasan bagi hati yang rapuh untuk menguatkan tekadnya.
Aku tak ingin banyak alasan dalam mencintai, mari hanya duduk disini berbagi kisah menjadi kasih.
Semua yang berkaitan denganmu , membuatku nyaman.
Itu saja.
Komentar
Posting Komentar