PERAYAAN SESAL
ku dengar lagi ucapan selamat dari teman , dan sanak saudara.
Ku dapat lagi pesan untaian doa dari mereka yang tak bisa berjumpa.
Bahkan adapula yang sengaja mencari foto lamaku sekedar becanda sembari mengucap selamat.
Benarkah mereka memberkati umurku ?
Tahun demi tahun , ku damba sebuah perayaan tanpa selamat.
Untaian doa-doa yang yang bagaikan formalitas saja.
Rangkaian ucapan sebagai penghias media sosial.
Tahun berulang ,
Kecemasan tetap sama.
Malam sebelum jatuh tempo dulu aku dilahirkan jadi malam paling mencekam
Ia menyiksa dengan kesepian dan dingin .
Banyak tangan mendekap , tapi tak menghangatkan.
Mereka hanya hadir , tanpa mengerti.
Tanpa menyeka air mata , tanpa menoleh.
Hidup ini selalu berat.
Dalam perayaan sesal tahun ini ,
Ada banyak daun gugur yang belum dibersihkan.
Sebulir tangis yang sempat tersendat
Jatuh perlahan pada bejana kehampaan.
Terkuak kisah sedih dalam sunyi kesepian
Semakin kosong
Selembar lelah tak pernah terhapus tawa
Kertas-kertas semakin pandai membisukan cerita dan menyembunyikan rasa
Pada untaian doa yang di langitkan
Keikhlasan merajalela menjajah hati yang rapuh
Tahun ini hanya ingin cukup
Hanya ingin lepas
Suasana ramai mereka tak menjadikan teduh , kedamaian yang direnggut.
Tulisanku tak lagi bersuara.
Ku seka lagi goresan tangan di tahun ini yang masih saja belum berani memutus urat nadi.
Komentar
Posting Komentar