Sudahkah semuanya Pergi ?
Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada bertahan dalam
keadaan penuh luka
Tidak ada yang lebih menakutkan daripada derap langkah kaki
yang perlahan menjauh lalu menghilang
Tidak ada yang lebih berisik daripada isi kepalaku sendiri
Tidak ada yang lebih riuh daripada suara tangisku sendiri
yang ditahan dalam keheningan
Tidak ada yang lebih menenangkan daripada kegelapan, lalu
terlelap
Esok paginya aku bertanya, sudahkah semua orang pergi dari
hidupku ?
--
Aku tidak pernah menyangka bahwa fase hidup akan membawaku
pada keadaan sehancur ini. Dimana semua orang pergi hanya karena aku tidak
sama, orang lain menatap rendah diriku hanya karena mimpi yang ingin aku kejar.
Tidak ada yang menilai kerja keras, dedikasi, dan kejujuranku dalam hidup tapi
aku tak merasa sia-sia. Hanya saja, aku bertanya-tanya bagaimana seharusnya aku
hidup ? aku bukan malaikat yang selalu berbuat kebaikan pun bukan setan yang
selalu keji terhadap apapun. Apa salahnya menjadi manusia yang hanya ingin
hidup biasa saja, merasakan emosi, tenang, berpikir, berharap, bekerja, dan
bermimpi. Alur hidup kita tak sama, maka aku yang terasing. Apa aku berubah
status menjadi bukan manusia ?
Ada yang mengatakan dan ada yang tidak mengatakan secara
langsung padaku, bahwa aku tidak pantas memakai baju ini, tas ini, sepatu ini,
pekerjaan itu, dan untuk orang itu. lalu bagaimana kiranya aku harus mengukur
rasa pantas itu ? apa aku sudah terlihat tidak tahu diri sekarang ?
Pergilah jika memang menurutmu aku tidak pantas untuk
apapun. Aku tidak akan menahan siapapun, karena yang memaksa bertahan denganku
hanya akan ikut terseret dalam lukaku yang kian membusuk. Isi kepalaku tak
pernah diam, amarah dalam dadaku selalu bergemuruh, sorot mataku tak lagi
memancarkan kehidupan, langkahku sudah dilumpuhkan oleh perkataan dan tatapan
miris itu.
Silahkan pergi
Dan biarkan aku mati suri
Disini, dengan luka yang takkan aku obati
Hingga memohon hidup
kembali
Memang benar, tak ada yang pantas denganku. Hidupku terlalu
menyedihkan untuk aku bagi pada orang-orang bahagia. Tak ada pula mimpi yang
pantas untukku, hanya karena mimpiku terlalu tinggi menurut mereka. Untuk
Rekan, sanak saudara, dan kekasih silahkan pergi, aku terlalu mencintai
kesendirian ini.
Komentar
Posting Komentar