Nyaman yang kau bawa lari
Aku membenci fakta bahwa kamu pernah masuk dalam hidupku
yang berharga
Aku benci kamu tahu bagaimana caraku menjalani hidup, dan masalah-masalah
yang aku alami.
Mana yang lebih kamu percayai, nyaman yang tak beralasan
atau kau nyaman karena alasan tertentu ?
Aku pernah bertanya-tanya, apa alasan aku memilihmu disaat
aku memiliki banyak pilihan lain. Aku pernah menjadikan kenyamanan sebagai
alasan utama. Dan Ketika aku menanyaimu mengapa kau memilihku, apa karena cinta
?
Kamu menjawab dengan penuh ragu dan pertimbangan, “sepertinya
karena aku nyaman saja denganmu” aku pikir alasan kita sama, dan hubungan ini
akan berhasil.
Tapi nyaman saja tentu tidak cukup membawa hubungan ini
lebih jauh, Ketika ada masalah kamu memilih diam atau jika kamu ceritakan kamu
tak pernah puas dengan jawaban atau saran apapun yang aku berikan. Kamu tampak
tak nyaman bergantung padaku. Aku masih menemanimu disaat-saat sulit yang kau
lewati, memberikanmu perhatian-perhatian karena aku pikir kini dihidupku ada
kamu yang harus aku perhatikan, mungkin aku keterlaluan karena mengharapkan
kamu membalas perhatian itu disela-sela kekalutannmu. Hingga akhirnya kau mulai
jarang mengabari, kalaupun mengabari selalu saja tentang keluhanmu yang
diutarakan. Bertanya kabarku hanyalah sebagai formalitas yang tidak benar-benar
kau pedulikan.
Dimana kamu ?
Disaat kau mulai lama tak mengabari, dan aku mengirim pesan
tentang masalah besarku ? aku harap kau penasaran dengan keadaanku dan tiba-tiba
aku mendapatkan masalah. Aku harap kau lari padaku, menemaniku dan mendengarkanku.
Tidak, jangan berlari jika capek ! setidaknya balas pesanku yang bermodalkan
energi jari. Bahkan kau tak bisa, atau mungkin kau tak mau.
Disaat aku terpuruk sama sepertimu waktu itu, waktu bersamamulah
yang paling aku harapkan. Tak perlu ajak aku kemanapun, tak perlu belikan aku
apapun. Cukup disini, dengar, temani dan bela aku semampumu. Karena sudah banyak
orang yang meninggalkanku dan melihatku sebelah mata, aku harap kamu
satu-satunya yang bertahan dan melihatku dari banyak sudut pandang yang
memihak. Ternyata aku salah, kamu tak pernah membalas. Kamu tak peduli. Rasa nyaman
itu sama sekali sebuah Kesia-siaan yang tak berarti. Kamu juga jadi salah satu
yang pergi dari hidupku.
Apa aku menjalani hidup dengan arah Langkah yang salah ?
yang pantas ditinggalkan begitu saja.
Kepergianmu adalah penjelas, mempertegas bahwa aku taka da beda
dengan sampah. Sedikitpun tak pantas untuk dipungut. Sedangkan aku punya mata
untuk menangis, dan mulut untuk bersedih. Tapi kemana yang nyaman yang dulu ada
itu ?
Kau membawa lari semua rasa nyaman itu, sedari awal tak ada
alasan bagimu untuk mencintaiku. Tak ada alasan yang membuatmu untuk bertahan
denganku, bersepakat dengan hidupku baik buruknya.
Jika aku salahkan, kau akan menjawab “kita sama-sama mau”
dalam hubungan ini. Pusat kendali hubungan ini ada padamu, kau dengan santai
mengatakan bahwa aku tidak cantik, terlalu kurus, memuji mantan-mantanmu yang
cantik dan sempurna. Coba kau ingat-ingat sendiri seberapa banyak pujian dan
hinaan yang kau lontarkan padaku ! dan aku dengan bodoh harus menanggapi itu
sebagai sebuah lelucon lalu tertawa Bersama, agar kau tak terlihat buruk. Apakah
sangat menyenangkan kau menghinaku ? jika aku bilang kau bohong untuk bercanda
kau bilang itu kejujuran sambal terkikik geli. Dan aku harus berbesar hati
menertawakannya hanya untuk memberi kesan bahwa aku tidak sakit hati, sayang.
Sebisa mungkin aku berada dipihakmu, didepan atau dibelakangmu
apapun yang terjadi. Kau tahu susahnya itu ? lalu kau tak menghargai itu sama sekali.
Mungkin bagimu akan terdengar berlebihan, dasar lebay!! Bahkan aku masih bisa
mengingat suara Ketika kau mengatakan itu. Ya, aku berlebihan and I am the
drama queen!
Kenapa aku pantas menerima ini ?
Kenapa aku pantas diperlakukan seperti ini ?
Nyaman itu kini bukan lagi yang istimewa. Semua sudah kau
bawa lari dengan rayu dan janji manismu itu.
Komentar
Posting Komentar