Menghabiskan rasa penasaran.
Adakalanya, aku memperhitungkan banyak hal sebelum
melangkah. Aku memiliki cita-cita dengan pertimbangan yang matang dan teliti.
Dan di tahun 2023 ini aku menghabiskan rasa penasaranku akan cita-cita itu.
Karena ada kesempatan yang sengaja lewat depan mata seolah menyuruhku untuk
mencoba daripada menyesali.
Aku bercita-cita untuk menjadi Host MotoGP. Haha iya gak
salah baca kok.
Aku udah nonton Motogp dari TK, dan aku diperkenalkan
tentang olahraga itu oleh Bapakku. Tentu saja idolanya jadi idolaku, Valentino
Rossi. Sejak saat itu aku gak pernah absen buat nonton series motogp tiap akhir
pekan. Sampe aku tahu sirkuit-sirkuitnya itu ada dimana aja, kendala-kendala
pembalap di balapan minggu kemaren. Awalnya aku suka vale karena memang bapakku
yang suka dan waktu itu masa kejayaannya Valentino Rossi banget. Semakin dewasa
aku melihat sisi lain dari Vale yang bikin aku makin suka, bagaimana cara dia
bersikap Ketika wawancara, bagaimana Ketika dia di curangi, Ketika dia gak
pernah menjelek-jelekkan pembalap lain meskipun dia jatoh jelas banget
gara-gara di senggol pembalap lain. Dia itu punya ambisi yang luar biasa,
bahkan Ketika pindah pabrikan motor dan dia jarang menang. Dia tetap melakukan
yang terbaik membantu pabrikan motor untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, gak
pelit ilmu berbagi dari tim ini ke tim itu. Meskipun banyak orang yang mulai
pindah Sukanya ke pembalap lain yang lebih muda dan jago, aku tetep Sukanya
Vale karena bukan Cuma prestasinya tapi kepribadian Vale yang bikin dia pantes
buat pannutan.
Kalian udah sering banget kan liat pembawa acara olahraga
itu seperti apa, bahkan udah di jelaskan juga di mata pelajaran Psikologi
Komunikasi jaman aku kuliah kalau penampilan suatu acara itu punya standar
khusus yang jadi pakem, untuk tetap seperti itu. Jadi pembawa acara olahraga
harus menarik, terutama dari segi penampilan. Cantik, tubuh ideal seperti
model, atau tak jarang memang model asli yang beralih profesi menjadi pembawa
acara, dan untuk soal pakaian bisa kalian nilai dan sesuaikan sendiri, dan
tentu aja pinter, jago public speaking.
Sedangkan aku ? haha
Aku udah minder duluan dari segi penampilan, memang dulu
gara-gara di puji sama dosen killer di kampus klo public speakingku bagus,
terus tiba-tiba di tembak tes jadi reporter lapangan sama beliau dan beliau
suka, aku jadi dapet kesempatan juga untuk mencoba membaca berita ala news
anchor. Cita-citaku emang jadi reporter, tapi udah dari lama aku maunya
olaharaga. Aku mau ketemu Vale pikirku. Tapi sekarang Vale udah pensiun,
penampilanku juga kurang menarik untuk tiba-tiba jadi host acara motogp, aku
juga pakai jilbab. Bukan gara-gara jilbab juga ya, dan gak ada aturan khusus
yang paten dan pasti (tapi gak tahu juga) Cuma ya acara olahraga ciri khasnya
memang seperti itu. Kalian bisa deh cari artikel-artikel tentang tentang
presenter olahraga seperti apa dan kenapa.
Intinya, disini aku menghabiskan rasa penasaran meskipun
kemungkinan besar gak akan berhasil. Aku pernah denger dari seseorang “kenapa
kita harus repot berusaha keras Ketika tahu hasil akhirnya adalah gagal.” Tapi
disini, karena ini adalah impian terbesar aku dan mungkin selamanya hanya
menjadi mimpi. Ketika ada kesempatan lowongan casting itu, aku mencoba sebisa
yang aku mampu daripada aku menyesal ga mencoba sama sekali. Dan enaknya, aku
gak berekspektasi untuk menang lalu kecewa karena gagal. Justru aku sangat
lega, karena gak mengubur begitu aja impian yang udah aku idam-idamkan dari
lama.
Jadi sekarang, aku ada waktu untuk merelakannya dengan
santai. Selamat tinggal cita-citaku, maaf aku tidak segera mewujudkan itu saat
masih sangat muda. Kesempatannya baru lewat sekarang, dan aku tidak
menyia-nyiakannya. Kepada siapapun host motogp aku titip cita-citaku ya, jaga
ia dengan baik. Semoga kamu Bahagia dengan cita-cita dari orang seperti aku.
Yang tersayang,
3 maret 2023
Note: tonton Film Dokumenter Hitting the Apex deh, motogp
tuh bukan sekedar balap. Ada drama dan pelajaran yang bisa kamu nikmatin (haha maksa)
tapi emang seasik itu, apalagi bagian Valentino Rossi, bagaimana dia dicintai negaranya, di hargai timnya, dan dia membentuk tim sendiri untuk pembalap muda.
Komentar
Posting Komentar