SKSP 3 : Ternyata Selama Ini aku suka sama kamu.
Rasanya melegakan aku bisa beradaptasi dengan baik di tempat
ini dan memiliki teman. Hey, soal teman juga tidak bisa sembarangan. Harus
pilih-pilih, bukan perkara ras tapi perihal kepercayaan dan rasa aman. Semenjak
berteman denganmu, semua hal-hal rasanya menyenangkan. Karena saling percaya
dengan hal-hal yang dirahasiakan dari yang lain. Saling merasa aman bahkan jika
aku dalam keadaan yang buruk sekalipun.
Kamu yang paling dekat, tapi radar soal cinta yang paling
tidak bisa aku rasakan. Rasanya sudah campur aduk menjadi kebiasaan. Kamu bisa
saja menjahiliku, tapi kadang kamu bisa begitu perhatian disaat yang lain
menjadi musuh. Aku merasa puas hanya dengan hubungan ini, bukankah sudah cukup
ya Ketika ada apa-apa kamulah orang yang pertama kali diberitahu, Ketika aku
butuh kamulah orang pertama yang aku andalkan, Ketika aku sedih hanya denganmu
aku ingin berbicara dan tertawa.
Tapi Ketika kamu menyatakan perasaanmu padaku, aku bingung.
Aku tidak bisa memandangmu sebagai kekasih, karena kekasih tidak tahu sebanyak
ini. Aku merasa tidak bisa tampil sebaik mungkin dan menutupi kekurangan yang
aku miliki. Aku tidak bisa bertindak seenaknya lagi jika kita berpacaran, dan
kalau putus ? kita bagaimana.
Entah kenapa itu yang terlintas dan menghalangiku untuk bisa
memandangmu sebagai lelaki yang aku sukai. Aku masih bisa dengan tega,
menganggap semua itu tak terjadi dan bertindak seperti biasa lagi. Namun kamu
perlu waktu untuk beradaptasi lagi. Aku sempat menyayangkan kenapa kamu bisa
sampe suka sama aku ? bukannya kita sahabat ?
Setelah kesempatan itu hilang dariku, bertahun-tahun aku
bersahabat denganmu sampai kau menikah dengan yang lain. Barulah aku sadar,
ternyata aku butuh kamu di hidupku. Ternyata aku merindukan kamu lebih daripada
sahabat. Ternyata lelaki yang aku mau itu semuanya ada padamu. Tanpa disadari
kamulah standar lelaki yang aku butuhkan dan cintai itu.
Kehilangan yang membuatku sangat kosong. Aku tidak bisa
menggantimu dengan siapapun lagi. Aku menolakmu dengan alasan aku takut kau
jauh dariku jika kita putus. Tapi ternyata melepasmu begini adalah perpisahan
yang nyata. Aku masih bisa menghubungimu tapi bukan untuk banyak hal lagi hanya
jika ada sesuatu yang penting saja. Aku masih bisa mengajakmu bertemu tapi
belum tentu kita bisa bertemu seperti dulu lagi.
Ternyata, mencari orang baru lebih melelahkan.
Jika denganmu yang tahu lebih tentang aku, aku tidak perlu
menjelaskan lagi seberapa banyak pedas yang bisa aku makan dan tidak, kue
cokelat seperti apa yang paling aku suka, es krim mana yang rasanya sangat pas
dilidahku, apa yang sering aku lupakan dan kamu mengingatkannya setiap pagi.
Sial, aku merindukan semuanya yang berjalan baik-baik saja
denganmu. Tanpa khawatir ada satu kekuranganku yang membuatmu mundur. Bersama
orang baru membuatku harus berhati-hati, kamu tahu kan aku tidak suka kucing,
setakut apa aku dengan kucing ? kalau sama orang baru hal itu bisa membuat dia
mundur karena menurutnya aku tidak menarik.
Komentar
Posting Komentar