SKSP 8 : CIta-citaku Apa Kabar ?

 


Secangkir Kopi dan Sepotong Percakapan Episode 8 


Berapa banyak sih orang yang bisa mencapai cita-citanya ? pasti banyak. Tapi pasti banyak pula yang terpaksa merelakan, menguburnya demi bisa bertahan hidup. Salah satunya aku haha

Kira-kira cita-citaku apa kabar ya ? milik siapa ya? Setiap kali aku menonton berita aku selalu focus memperhatikan reporter dan pembaca berita. Karena itu, memang cita-citaku. Aku selalu bergumam dalam hati sambil membaca nama mereka pelan-pelan mengucapkan selamat dan menitipkan cita-citaku.

Apa aku gagal karena tidak mencoba ? tentu saja aku mencoba. Aku sangat percaya diri Ketika salah satu dosen killer di kampusku justru memuji caraku berbicara, caraku menyampaikan berita seolah seperti repoter di lapangan, dan sekali lagi beliau memberiku kesempatan untuk berperan menjadi pembaca berita di studio.

Aku sering mendengar kalimat “gantungkanlah cita-cita setinggi langit” aku pernah sangat termotivasi pada saat itu. Namun, pada saat mulai berproses menuju kearah sana, melalui jalan yang tak pernah terbayangkan aku mulai berpikir “untuk bisa menggantungkan cita-cita ke langit, bagaimana caranya aku naik setinggi itu ? naik pesawat ? paralayang ? skydive ?

Semenjak melalui proses itu, tentu saja aku tidak mau menyerah. Mencari cara bagaimana aku bisa mampu membeli tiket pesawat agar bisa menggantung cita-citaku, memiliki keberanian pada ketinggian untuk bisa menaik, tapi tekad saja tidak pernah cukup. Nyatanya tiba-tiba aku tidak punya waktu untuk menghabiskan semua waktu dan materi pada cita-cita yang belum bisa aku gantung ke atas. Ia masih tergeletak dan sesekali aku genggam, aku gagal karena sesuatu yang tidak akan pernah mampu di usahakan. Aku sangat kecewa, karena belum sampai menuju gerbang saja aku sudah terkendala kendaraan di jalanan. Ibaratnya, aku hanya mampu jalan kaki menempuh jalan yang jauh itu sedangkan yang lain punya kendaraan. Untuk memiliki kendaraan, aku terbentur perbekalan yang harus aku siapkan sehingga banyak urusan yang harus aku selesaikan dan tak pernah sampai padanya.

 

Setiap kali aku melakukan sesuatu yang bertentangan, aku sering mengeluh “aku tidak baik disini, karena ini bukan yang aku inginkan” berulang kali berkata seperti itu bersembunyi pada alasan yang sangat pecundang. Padahal banyak pula orang yang bekerja tidak sesuai keinginannya, dan keahliannya mereka hanya mencoba bertahan hidup mempelajari hal yang tidak mereka sukai, berada di tempat yang tidak nyaman bagi mereka, karena memang tidak ada pilihan lain lagi selain hanya menjalani.

Kali ini aku hanya akan berpikir, “kira-kira ada kebaikan apa disini, sehingga tuhan lebih memberiku hal ini, dibandingkan impian sempurna yang aku rancang sebelumnya”


Komentar

Postingan Populer